Saya Terima Nikahnya


1 hari menjelang hari H, saya masih tinggal di rumah dan tetap memintaa restu dari kedua orang tua. Akan tetapi orang tua saya masih bersikeras untuk tidak memberikan restu.

Hingga akhirnya saya baru bisa pergi meninggalkan rumah sekitar jam 1 pagi di hari H menuju hotel. Kebetulan nanda dan keluarganya menyewa 3 kamar di hotel yang dekat dengan KUA karena kami menschedulekan untuk menikah di hari Jumat, 11 Januari 2019 pukul 08.30 WIB. Kenapa kami pilih hari Jumat, karena saya yakin semua hari adalah baik, tapi saya punya keyakinan yang lebih bahwa hari Jumat adalah hari milik Allah.

Sesampainya di hotel saya langsung beristirahat dan bangun sekitar jam 5 pagi untuk bersiap siap sembari nanda dan keluarganya merias diri di hotel.

Ada yang lucu pada saat itu, saya lupa menyiapkan peci hitam untuk menikah. pada akhirnya saya dan papanya nanda mencari peci subuh-subuh ke daerah condet yang terkenal menjual produk produk islami tersebut. karena masih terlalu pagi dan toko belum buka akhirnya kami kembali ke hotel hanya dengan membawa sarapan.



Lalu kami meninggalkan hotel di jam 8 pagi untuk langsung menuju KUA Kecamatan Tebet. Saat kami datang ternyata sudah banyak yang hadir untuk melihat pernikahan kami yang sederhana tersebut, ada teman, sahabat, saudara dan keluarga.

Suasanapun menjadi sedikit haru dan sendu kala itu.


Karena saya tidak menemukan tempat membeli peci hitam, akhirnya saya di pinjamkan peci hitam oleh pak penghulu.

Saat duduk, pak penghulu bertanya dimana saksi nikah saya.

Pak dhe Chairil pada saat itu terlambat datang, dan adik sayapun terlambat datang, saya telp supir saya pak Ronald pun pada saat itu terlambat datang. hingga penghulupun memilih pacarnya teman saya untuk menjadi saksi.

Jadi di meja di depan penghulu ada saya dan nanda, disamping penghulu ada wali nikah perempuan (papanya kandungnya nanda) disamping kiri ada mama (mama kandungnya nanda) disebelah kanan ada ayah (ayah tirinya nanda) dan di sebelah kiri ada pacarnya teman yang di tunjuk oleh pak penghulu untuk menjadi saksi saya.



Alhamdulillah pada akhirnya kamipun sah menjadi sepasang suami dan istri.


Saya pernah membaca banyak yang merinding pada saat ijab qabul yang dikarenakan pada saat kita mengucapkan ijab qabul, Arsy Allah berguncang, Allah dan para malaikat-Nyapun menyaksikan ijab qabul tersebut.

Ketika kita (kaum laki-laki) mengucapkan, "Aku terima nikahnya 'fulanah' binti 'fulan' dengan mas kawin ..........", apakah kita menyadari makna yang terkandung di dalamnya?
Maka, makna yang terkandung selanjutnya adalah: " ..... maka aku tanggung dosa-dosanya dari ayah dan ibunya, dosa apa saja yang telah dia lakukan, dari tidak menutup auratnya hingga meninggalkan sholat. Semua yang berhubungan dengannya, aku tanggung dan bukan lagi orang tuanya yang menanggung, serta akan aku tanggung semua dosa calon anak-anakku. Jika aku GAGAL, maka aku adalah suami yang fasik, ingkar, dan aku rela masuk neraka. Aku rela malaikat menyiksaku hingga hancur tubuhku." (H.R. Muslim).
Semoga istriku membaca betapa berat beban tanggung jawabku padamu, pernikahan bukanlah akhir dari cerita akan tetapi sebuah awal dan permulaan dalam kehidupan. Semoga Allah selalu merahmati kita. Amin.











Comments

Popular Posts